Kalian mungkin masih ingat tentang postingan saya yang berjudul The Legend of Sang Kelingking, yang berasal dari Belitung, Bukan? Edisi Indonesia-nya ditulis oleh Salim YAH dan H. Suwardi.
Legenda Sang Kelingking tersebut menceritakan tentang kehidupan sepasang suami istri yang merindukan kehadiran si buah hati setelah sekian lama hidup berumah tangga. Tiap malam mereka berdoa agar dikaruniai anak dan pada akhirnya mereka berdoa sembari bernazar yaitu memohon kepada Yang Kuasa agar memberikan karunia seorang anak meskipun hanya sebesar jari kelingking dan hasilnya doa mereka terkabul namun sesuai doa anak yang lahir hanya sebesar Jari kelingking hingga usia dewasa tubuh sang anak pun tidak mengalami perubahan, tetap sebesar jari kelingking sehingga pasangan suami istri tersebut menamainya Sang Kelingking!
Meskipun Sang Kelingking hanya berukuran sebesar jari kelingking namun dia diakruniai kekuatan yang luar biasa (bisa dikatakan Sang Kelingking adalah orang sakti – bisa dibayangkan dengan tubuh yang hanya sebesar jari kelingking, mampu mengangkat batu (beban) yang ratusan kali lipat lebih besar dari tubuhnya).
Pada perkembangannya, ibu dan ayah Sang Kelingking tidak menerima kenyataan bahwa mereka akan punya anak berpenampilan seperti itu apalagi dengan tubuh mininya, Sang Kelingking mampu makan melebihi porsi orang bertubuh biasa. Inilah yang membuat protes ayah dan ibu Sang Kelingking. Tidak terima dengan kenyataan yang ada.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh orang tua Sang Kelingking untuk menyingkirkan Sang Kelingking (bahkan kesannya ingin membunuh Sang Kelingking sendiri); namun Sang Kelingking adalah manusia sakti.
Hingga pada akhirnya ayah dan ibu Sang Kelingking menyadari bahwa itu adalah anak yang mereka inginkan dalam doa dan nazar. Artinya mereka harus menerima secara ikhlas bahwa Sang Kelingking adalah darah daging mereka.
Dengan kekuatan adikodrati yang dimiliki oleh Sang Kelingking, banyak pekerjaan berat mampu dilakukannya dan ini justru membantu perekonomian keluarga mereka dan hidup keluarga ini menjadi berkecukupan gara-gara Sang Kelingking yang sakti.
Jadi, hikmah yang terkandung dalam legenda Sang Kelingking ini adalah bahwa kita harus mensyukuri atas apapun yang diberikan oleh Yang maha Kuasa kepada kita apalagi kalau kita bernazar, maka itu sudah menjadi harga mati! Jadi jangan pernah bermain-main dengan nazar anda kalau dikemudian hari anda protes atau tidak mau menerima kenyataan yang ada.
Sang Kelingking mungkin hanyalah salah satu dari ribuan legenda yang ada di Bumi Indonesia ini. Legenda mungkin haya sekedar legenda, namun menarik untuk diceritakan apalagi legenda seperti legenda Sang Kelingking tersebut merupakan legenda yang sarat makna dan pesan moral….
0 komentar:
Posting Komentar