Ilustrasi bintang dan galaksi |
Astronesia-Ada sesuatu di langit yang menyatukan kerumunan galaksi dan menahan bintang agar tidak terbang menjauh. Namun ilmuwan belum lagi mengetahui apa sesungguhnya zat yang tak terlihat ini. Dikenal sebagai materi gelap (dark matter), zat tersebut berkumpul untuk membentuk struktur alam semesta.
Studi para ahli astronomi menengarai bahwa galaksi terbentuk di tahap terpekat dalam struktur menyerupai jaringan, dan bahan gelap terus menahan galaksi dengan gravitasinya. Teori Dentuman Besar (Big Bang) yang selama ini kita ketahui menciptakan segalanya seputar ruang dan waktu, mungkin hanya beberapa permulaan yang melahirkan urutan kejadian alam semesta yang tiada akhir.
Ilustrasi planet di alam semesta |
Berdasarkan teori pengembangan alam semesta, yang adalah turunan dari rintisan pemikiran Einstein dalam teori relativitas umum, ruang dan waktu dapat merentang hingga dimensi yang luas. Ini menjelaskan bagaimana alam semesta mengembang dengan kecepatan yang pesat pada saat awal terbentuk.
Gravitasi bahan gelap yang mengerutkan ruang-waktu, serta membengkokkan berkas cahaya yang melewatinya. Bahan gelap yang dimaksud dalam teori si jenius ini dapat saja merupakan 90 persen dari keseluruhan massa alam semesta.
Dewasa ini para ahli kosmologi sedang melakukan berbagai upaya penemuan identitas materi gelap untuk mendapatkan zat misterius yang melakukan pengaturan segala sesuatu yang terlihat di langit.
Salah seorang ahli kosmologi, Michael S. Turner berkata, energi gelap bisa menentukan nasib semesta.
Meskipun saat ini kita hidup di jaman yang terindah di bawah langit penuh bintang, dengan semakin mengembangnya ruang-waktu, suatu hari langit akan menggelap dan menjadi makin sepi.
Kehadiran materi gelap dapat dideteksi dengan mengamati pergerakan bintang-bintang di perbatasan galaksi. Sejak tahun 1920-an, para ahli astronomi mengira pengembangan ini menjadi semakin lambat. Namun, akhir-akhir ini pengamatan yang dilakukan terhadap bintang-bintang yang jauh, mengungkapkan pengembangan alam semesta sesungguhnya terjadi makin cepat.
Bintang-bintang ini bergerak dengan kecepatan tinggi dan hanya dapat dimungkinkan jika materi yang tampak--yaitu bintang-bintang dan gas lain yang ada dalam galaksi, menarik mereka. Seandainya kecepatan ini meningkat terus, maka jagat raya akan segera memasuki fase baru ‘sobekan besar’ (the big rip).
Sumber : National geographic
0 komentar:
Posting Komentar