
Serangan para peretas nampaknya tidak akan mereda dalam waktu dekat. Hal ini menyusul laporan tentang target beru mereka di Australia.
Seperti yang dilansir oleh BBC (11/3), bank sentral Australia telah mengonfirmasi tentang adanya serangan hacker ini. Menurut sumber mereka, Reserve Bank of Australia (RBA) merupakan salah satu dari beberapa bank di Australia yang menjadi target serangan cyber tersebut.
Dalam sebuah laporan, didokumentasikan bahwa insiden penyerangan ini telah terjadi pada tahun 2011. Adapun serangannya sebagian besar berasal dari malware yang disusupkan melalui surat elektronik.
Untungnya, meskipun sudah diserang beberapa kali, pihak bank mengaku tidak kecolongan data apapun, termasuk uang nasabah yang tersimpan di brankas mereka. Hingga saat ini pun tidak diketahui adanya kerusakan jaringan akibat ulah para peretas ini.
Ketika ditanyai seputar serangan cyber yang sebagian besar berasal dari China, pihak bank menolak mengomentari. Sebelumnya, China sendiri diyakini merupakan sarang penyamun di mana pencurian data ekonomi maupun bisnis kerap bersumber dari sana.
Dalam sebuah pernyataan, RBA menegaskan bahwa pihak bank sudah meningkatkan keamanan secara komprehensif. Selain itu, serangan serupa akan ditangani dengan cermat dan dipastikan tidak akan mampu merusak sistem mereka.
0 komentar:
Posting Komentar