
OLEH: Abu Abdurrahman
Ini adalah kisah nyata, kisah proses
penguburan seorang pejabat di
sebuah kota di Jawa Timur. Nama
dan alamat sengaja tidak disebutkan
untuk menjaga nama baik jenazah
dan keluarga yang ditinggalkan. Insya Allah kisah ini menjadi hikmah
dan cermin bagi kita semua sebelum
ajal menjemput. Kisah ini diceritakan
langsung oleh seorang Modin
(pengurus jenazah) kepada saya.
Dengan gaya bertutur, selengkapnya ceritanya begini: Saya terlibat dalam pengurus
jenazah lebih dari 16 tahun, berbagai
pengalaman telah saya lalui, sebab
dalam jangka atau kurun waktu
tersebut macam-macam jenis mayat
sudah saya tangani. Ada yang meninggal dunia akibat kecelakaan,
sakit tua, sakit jantung, bunuh diri dan
sebagainya. Bagaimanapun,
pengalaman mengurus satu jenazah
seorang pejabat yang kaya serta
berpengaruh ini, menyebabkan saya dapat kesempatan 'istimewa'
sepanjang hidup. Inilah pertama saya bertemu cukup
aneh, menyedihkan, menakutkan
dan sekaligus memberikan banyak
hikmah. Sebagai Modin tetap di desa,
saya diminta oleh anak almarhum
mengurus jenazah Bapaknya. Saya terus pergi ke rumahnya. Ketika saya
tiba sampai ke rumah almarhum
tercium bau jenazah itu sangat
busuk. Baunya cukup memualkan
perut dan menjijikan. Saya telah
mengurus banyak jenazah tetapi tidak pernah saya bertemu dengan
mayat yang sebusuk ini. Ketika saya
lihat wajah almarhum, sekali lagi saya
tersentuh. Saya tengok wajahnya
seperti dirundung oleh macam-
macam perasaan takut, cemas, kesal dan macam-macam. Wajahnya
seperti tidak mendapat nur dari Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian saya pun ambil kain kafan
yang dibeli oleh anak almarhum dan
saya potong. Secara kebetulan pula,
disitu ada dua orang yang pernah
mengikuti kursus "fardu kifayah" atau
pengurus jenazah yang pernah saya ajar. Saya ajak mereka mambantu
saya dan mereka setuju. Tetapi
selama memandikan mayat itu,
kejadian pertama pun terjadi,
sekedar untuk pengetahuan
pembaca, apabila memandikan jenazah, badan mayat itu perlu
dibangunkan sedikit dan perutnya
hendaklah diurut-urut untuk
mengeluarkan kotoran yang tersisa.
Maka saya pun urut-urut perut
almarhum. Tapi apa yang terjadi, pada hari itu sangat mengejutkan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berkehendak dan menunjukkan
kekuasaannya karena pada hari
tersebut, kotoran tidak keluar dari
dubur akan tetapi melalui mulutnya. Hati saya berdebar-debar. Apa yang
sedang terjadi di depan saya ini?
Telah dua kali mulut mayat ini
memuntahkan kotoran, saya harap
hal itu tidak terulang lagi karena saya
mengurut perutnya untuk kali terakhir. Tiba-tiba ketentuan Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berlaku, ketika
saya urut perutnya keluarlah dari
mulut mayat itu kotoran bersama
beberapa ekor ulat yang masih
hidup. Ulat itu adalah seperti ulat kotoran (belatung). Padahal
almarhum meninggal dunia akibat
diserang jantung dan waktu
kematiannya dalam tempo yang
begitu singkat mayatnya sudah
menjadi demikian rupa ? saya lihat wajah anak almarhum. Mereka
seperti terkejut. Mungkin malu,
terperanjat dan aib dengan apa yang
berlaku pada Bapaknya,kemudian
saya tengok dua orang pembantu
tadi, mereka juga terkejut dan panik. Saya katakan kepada mereka,"Inilah
ujian Allah terhadap kita". Kemudian
saya minta salah satu seorang dari
pada pembantu tadi pergi memanggil
semua anak almarhum. Almarhum pada dasarnya seorang
yang beruntung karena mempunyai
tujuh orang anak, kesemuanya laki-
laki. Seorang berada di luar negeri
dan enam lagi berada di rumah.
Ketika semua anak almarhum masuk, saya nasehati mereka. Saya
mengingatkan mereka bahwasanya
tanggung jawab saya adalah
membantu menguruskan jenazah
Bapak mereka, bukan menguruskan
semuanya, tanggung jawab ada pada ahli warisnya. Sepatutnya
sebagai anak, mereka yang lebih
afdal menguruskan jenazah Bapak
mereka itu, bukan hanya iman,
hanya bilal, atau guru. Saya
kemudian meminta ijin serta bantuan mereka untuk menunggingkan
mayat itu. Takdir Allah ketika
ditunggingkan mayat tersebut, tiba-
tiba keluarlah ulat-ulat yang masih
hidup, hampir sebaskom banyaknya.
Baskom itu kira-kira besar sedikit dari penutup saji meja makan.
Subhanallah suasana menjadi makin
panik. Benar-benar kejadian yang
luar biasa sulit diterima akal pikiran
manusia biasa. Saya terus berdoa
dan berharap tidak terjadi lagi kejadian yang lebih ganjil. Selepas itu saya memandikan
kembali mayat tersebut dan saya
ambilkan wudhu. Saya meminta
anak-anaknya kain kafan. Saya
bawa mayat ke dalam kamarnya dan
tidak diijinkan seorang pun melihat upacara itu terkecuali waris yang
terdekat sebab saya takut kejadian
yang lebih aib akan terjadi. Peristiwa
apa pula yang terjadi setelah jenazah
diangkat ke kamar dan hendak
dikafani, takdir Allah jua yang menentukan, ketika mayat ini
diletakkan di atas kain kafan, saya
dapati kain kafan itu hanya cukup
menutupi ujung kepala dan kaki tidak
ada lebih, maka saya tak dapat
mengikat kepala dan kaki. Tidak keterlaluan kalau saya katakan ia
seperti kain kafan itu tidak mau
menerima mayat tadi. Tidak apalah,
mungkin saya yang khilaf dikala
memotongnya. Lalu saya ambil pula
kain, saya potong dan tampung di tempat-tempat yang kurang.
Memang kain kafan jenazah itu jadi
sambung-menyambung, tapi apa
mau dikata, itulah yang dapat saya
lakukan. Dalam waktu yang sama saya
berdoa kepada Allah "Ya Allah,
jangan kau hinakan jenazah ini ya
Allah, cukuplah sekedar peringatan
kepada hamba-Mu ini." Selepas itu
saya beri taklimat tentang sholat jenazah tadi, satu lagi masalah timbul,
jenazah tidak dapat dihantar ke
tanah pekuburan karena tidak ada
mobil jenazah/mobil ambulance.
Saya hubungi kelurahan, pusat Islam,
masjid, dan sebagainya, tapi susah. Semua sedang terpakai, beberapa
tempat tersebut juga tidak punya
kereta jenazah lebih dari satu karena
kereta yang ada sedang digunakan
pula. Suatu hal yang saya pikir bukan
sekedar kebetulan. Dalam keadaan itu seorang hamba Allah muncul
menawarkan bantuan. Lelaki itu
meminta saya menunggu sebentar
untuk mengeluarkan van/sejenis
mobil pick-up dari garasi rumahnya.
Kemudian muncullah sebuah van. Tapi ketika dia sedang mencari
tempat untuk meletakkan vannya itu
dirumah almarhum, tiba-tiba istrinya
keluar. Dengan suara yang tegas dia
berkata dikhalayak ramai: "Mas, saya
tidak perbolehkan mobil kita ini digunakan untuk angkat jenazah itu,
sebab semasa hayatnya dia tidak
pernah mengijinkan kita naik
mobilnya." Renungkanlah kalau tidak
ada apa-apanya, tidak mungkin
seorang wanita yang lembut hatinya akan berkata demikian. Jadi saya
suruh tuan yg punya van itu
membawa kembali vannya. Selepas
itu muncul pula seorang lelaki
menawarkan bantuannya. Lelaki itu
mengaku dia anak murid saya. Dia meminta ijin saya dalam 10-15 menit
membersihkan mobilnya itu. Dalam
jangka waktu yang ditetapkan
itu,muncul mobil tersebut, tapi dalam
keadaan basah kuyup. Mobil yang
dimaksudkan itu sebenarnya lori. Dan lori itu digunakan oleh lelaki tadi untuk
menjual ayam ke pasar, dalam
perjalanan menuju kawasan
pekuburan, saya berpesan kepada
dua pembantu tadi supaya
masyarakat tidak usah membantu kami menguburkan jenazah, cukup
tinggal di camping saja akan lebih
baik. Saya tidak mau mereka melihat
lagi peristiwa ganjil. Rupanya apa
yang saya takutkan itu berlaku sekali
lagi, takdir Allah yang terakhir amat memilukan. Sesampainya Jenazah tiba di tanah
pekuburan, saya perintahkan tiga
orang anaknya turun ke dalam liang
dan tiga lagi menurunkan jenazah.
Allah berkehendak semua atas
makhluk ciptaan-Nya berlaku, saat jenazah itu menyentuh ke tanah tiba-
tiba air hitam yang busuk baunya
keluar dari celah tanah yang pada
asal mulanya kering. Hari itu tidak
ada hujan, tapi dari mana datang air
itu? sukar untuk saya menjawabnya. Lalu saya arahkan anak almarhum,
supaya jenazah bapak mereka
dikemas dalam peti dengan hati-hati.
Saya takut nanti ia terlentang atau
telungkup na'udzubillah. Kalau mayat
terlungkup, tak ada harapan untuk mendapat safa'at Nabi. Papan
keranda diturunkan dan kami segera
timbun kubur tersebut. Selepas itu
kami injak-injak tanah supaya
mampat dan bila hujan ia tidak
mendap/ambrol. Tapi sungguh mengherankan, saya perhatikan
tanah yang diinjak itu menjadi becek.
Saya tahu, jenazah yang ada di
dalam telah tenggelam oleh air hitam
yang busuk itu. Melihat keadaan
tersebut, saya arahkan anak-anak almarhum supaya berhenti
menginjak tanah itu. Tinggalkan lobang kubur 1/4 meter.
Artinya kubur itu tidak ditimbun
hingga ke permukaan lubangnya,
tapi ia seperti kubur berlobang. Tidak
cukup dengan itu, apabila saya
hendak bacakan talqin, saya lihat tanah yang diinjak itu ada kesan
serapan air. Masya Allah, dalam
sejarah peristiwa seperti itu terjadi.
Melihat keadaan itu, saya ambil
keputusan untuk selesaikan
penguburan secepat mungkin. Sejak lama terlibat dalam penguburan
jenazah, inilah mayat yang saya tidak
talqimkan. Saya bacakan tahlil dan
doa yang paling ringkas. Setelah
saya pulang ke rumah almarhum dan
mengumpulkan keluarganya. Saya bertanya kepada istri almarhum,
apakah yang telah dilakukan oleh
almarhum semasa hayatnya.
1. Apakah dia pernah menzalimi
orang alim ?
2. Mendapat harta secara merampas, menipu dan mengambil
yang bukan haknya?
3. Memakan harta masjid dan anak
yatim ?
4. Menyalahkan jabatan untuk
kepentingan sendiri ? 5. Tidak pernah mengeluarkan zakat,
shodaqoh atau infaq ? Istri almarhum tidak dapat
memberikan jawabannya.
Memikirkan mungkin dia malu Untuk
memberi tahu, saya tinggalkan
nomor telepon rumah. Tapi sedihnya
hingga sekarang, tidak seorang pun anak almarhum menghubungi saya.
Untuk pengetahuan umum, anak
almarhum merupakan orang yang
berpendidikan tinggi hingga ada
seorang yg beristrikan orang
Amerika, seorang dapat istri orang Australia dan seorang lagi istrinya
orang Jepang. Peristiwa ini akan
tetap saya ingat. Dan kisah ini benar-
benar nyata bukan rekaan atau
isapan jempol. Semua kebenaran
saya kembalikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala pencipta
jagad raya ini. Kepada semua pembaca setia DI,
tanyalah diri kita akankah kita
menginginkan peristiwa itu terjadi
pada diri kita sendiri, ibu, bapak kita,
anak kita atau kaum keluarga kita ?
Kisah Nyata: PERISTIWA ANEH MENIMPA JENAZAH MANTAN PEJABAT RI
0 komentar:
Posting Komentar